25.8 C
Palangkaraya
Senin, 25 Agustus 2025
Kalteng Center
Budaya & PariwisataEksekutifKab. KatinganKabar KaltengOpini & Feature

Mengukir Harapan Lestari di Hari Jadi Katingan, DLH Kampanyekan 3R dalam Pawai Budaya

JUARA I - DLH Kabupaten Katingan ikut berpartisifasi dalam Pawai Budaya Kategori OPD pada Festival Budaya Penyang Hinje Simpei Tahun 2025. (FOTO: IST)

KASONGAN – Alunan musik tradisional mengiringi langkah para penari yang bergerak lincah dan tampilan pakaian adat yang dikenkan peserta lainnya, memukau para penonton di sepanjang jalan protokol Kasongan.

Bukan sekadar pertunjukan seni biasa, pada pawai budaya dalam rangka Hari Jadi ke-23 Kabupaten Katingan Tahun 2025 kali ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Katingan mengemban misi mulia. Yakni, menyuarakan pentingnya pelestarian lingkungan.

DLH menjadi salah satu garda terdepan, menampilkan sebuah narasi visual yang kuat melalui tarian bertema “Dengan Gawi Hapakat Belom Bahadat Kurangi Sampah Plastik Untuk Selamatkan Bumi.”

Di bawah komando Yobie Sandra, S.STP, MA selaku Kepala Dinas, DLH Kabupaten Katingan menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan visi “Katingan Lestari.” Tema yang diusung dalam pawai ini bukan hanya slogan, melainkan cerminan filosofi lokal “Gawi Hapakat Belom Bahadat” – bekerja bersama untuk hidup beradab – yang kini diintegrasikan dengan isu lingkungan global.

“Kami ingin menunjukkan bahwa kesadaran lingkungan bisa ditanamkan sejak usia dini dan diwujudkan melalui tindakan nyata,” jelas Yobie.

Tarian yang dibawakan oleh perwakilan DLH itu secara gamblang merepresentasikan upaya membersihkan sampah yang berserakan, sebuah cerminan dari edukasi sejak dini akan pentingnya kebersihan. Lebih dari itu, tarian tersebut juga mengilustrasikan prinsip 3R: Reduce (pengurangan), Reuse (penggunaan kembali), dan Recycle (daur ulang).

Yobie menegaskan bahwa 3R adalah kunci partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah. Gerakan Reduce, Reuse, dan Recycle ditekankan sebagai fondasi bagi masyarakat untuk memilah, mengurangi, dan mengelola sampah secara mandiri. “Kesadaran akan tiga pilar ini diharapkan menjadi gaya hidup baru bagi warga Katingan, mengubah limbah menjadi berkah,” ujar Yobie.

Salah satu momen paling menarik dalam pawai tersebut adalah penyerahan kerajinan tangan hasil daur ulang. Replika dahan bambu yang apik, terbuat dari rangkaian sedotan bekas, menjadi bukti konkret bagaimana sampah bisa bertransformasi menjadi karya seni bernilai. “Kerajinan ini kami serahkan langsung kepada Ibu Bupati Katingan dan Ibu Wakil Bupati Katingan,” ungkap Yobie.

Penyerahan simbolis ini bukan hanya pameran kreativitas, melainkan pesan kuat tentang potensi daur ulang dan inovasi dalam pengelolaan sampah.

Pesan penutup dari DLH Katingan resonansi kuat, menggugah nurani setiap insan. “Mari kita jaga Bumi ini, karena Bumi ini bukan warisan dari nenek moyang kita, tetapi Bumi ini adalah titipan dari anak cucu kita,” kata Yobie.

Kalimat ini mengingatkan bahwa tanggung jawab menjaga bumi adalah warisan terbesar yang harus kita serahkan kepada generasi mendatang, sebuah titipan yang tak ternilai harganya. Pawai budaya ini bukan sekadar perayaan, melainkan seruan untuk aksi nyata demi keberlanjutan bumi Katingan. (kc1)

Related posts

Bupati Katingan Hadiri Rapat Kerja dan RDP Bersama Komisi II DPR RI

Tim Redaksi

Resmikan Sekretariat KONI, Bupati Katingan Tanding Simultan Lawan Enam Pecatur

Tim Redaksi

Jelang Ramadhan, Lapas Narkotika Kasongan Gelar Razia Gabungan Blok Tahanan

Tim Redaksi

Leave a Comment

You cannot copy content of this page